Mungkin anda penggemar Film Joda Akbar
Nah.....ini sekilas tentang kerajaan Mughal....tempat dimana cerita itu pernah terjadi
[Sejarah]
Kerajaan Mughal di India
Sekilas Wajah Peradaban Islam di India, Kemunduran kekhalifahan Abbasiyah di
Baghdad, tidak memungkinkan Islam menaklukkan seluruh daratan Asia, khususnya
China dan Mongolia. Sebaliknya, dengan kegagahan yang mengalir dalam darah
Mongol mampu meluluhlantakkan Baghdad. Ternyata, dengan penyerangan inilah,
Islam masuk ke jiwa-jiwa pemberani tersebut. Banyak pembesar kerajaan Mongol
yang memeluk agama Islam. Dinasti Changtai (1227-1369 M) yang didirikan oleh
putra Jengis Khan, Changtai, merupakan cikal bakal Kerajaan Mughal di India.
Karena Babur adalah keturunan Raja Changtai. Dinasti Ilkhan (1256-1335 M) yang
didirikan oleh cucu Jengis Khan, Raja ke-7, Ghazan, juga seorang Muslim dan
pada masanya, Ilkhan mencapai kejayaan. Kemaharajan Mughal, (Mughal Baadshah
atau sebutan lainnya Mogul ) adalah sebuah kerajaan yang pada masa jayanya
memerintah Afghanistan, Balochistan, dan kebanyakan anak benua India antara
1526 dan 1858 M. Kerajaan ini didirikan oleh keturunan Mongol, Babur, pada 1526
. Kata mughal adalah versi Indo-Aryan dari Mongol . Dinasti Mughal berdiri
tegak selama kurang lebih tiga abad (1526–1858 M) di India. Dalam kurun waktu
tersebut, Islam telah memberi warna tersendiri di tengah-tengah masyarakat yang
mayoritas memeluk agama Hindu. Hingga kini, gaung kebesaran Islam warisan
Dinasti Mughal memang sudah tidak terdengar lagi. Tetapi, lahirnya Negara Islam
Pakistan tidak terlepas dari perkembangan Islam pada masa dinasti tersebut.
Sisa-sisa kejayaan Dinasti Mughal dapat dilihat dari bangunan-bangunan
bersejarah yang masih bertahan hingga sekarang. Misalnya Taj Mahal di Agra,
makam megah yang dibangun pada masa Syah Jahan untuk mengenang permaisurinya,
Mumtaz Mahal, adalah saksi bisu kemajuan arsitektur Islam pada masa dinasti
ini. Bangunan indah yang termasuk “tujuh keajaiban dunia” ini memang sudah
usang, lusuh, dan tidak terawat. Namun, kemegahan dan keindahannya menjadi
bukti sejarah akan kokohnya peradaban Islam di India pada waktu itu. Kehidupan
seperti roda berputar. Kadang di atas, kadang di bawah. Demikian halnya Dinasti
Islam Mughal di India. Sebagaimana dinasti-dinasti Islam lainnya, dinasti ini
pun mengalami siklus: berdiri, berkembang, mencapai puncak, mengalami
kemunduran, lalu hancur. Itulah siklus peradaban seperti yang dikemukakan Ibnu
Khaldun, sejarawan Muslim terkemuka melalui teori Ashabiyah-nya.
Pemerintahan Kemaharajaan Mughal didirikan oleh Zahirudin Babur pada 1526 M.
Babur merupakan cucu Timur Lenk dari pihak ayah dan cucu Jenghiz Khan dari
pihak ibu. Kerajaan ini dimulai ketika dia mengalahkan Ibrahim Lodi, Sultan
Delhi terakhir pada pertempuran pertama Panipat dengan bantuan Gubernur Lahore.
Ia menguasai Punjab dan meneruskan ke Delhi yang dijadikan ibukota kerajaan.
Penguasa setelah Babur adalah putranya sendiri, Nashirudin Humayun (1530-1556
M) di masa ini kondisi kerajaan tidak stabil, karna banyak perlawanan dari
musuh-musuhnya. Pada 1540 terjadi pemberontakan yang dipimpin oleh Sher Khan
dari Qanauj mengakibatkan Humayun melarikan diri ke Persia. Atas bantuan Raja
Persia (Safawiyah), Humayun kembali merebut Delhi tahun 1555 M.
Puncak kejayaan kerajaan Mughal terjadi pada masa pemerintahan Putra Humayun,
Akbar Khan (1556-1605 M). Sistem Pemerintahan Akbar adalah militeristik. Akbar
berhasil memperluas wilayah sampai Kashmir dan Gujarat. Pejabatnya diwajibkan
mengikuti latihan militer. Politik Akbar yang sangat terkenal dan berhasil
menyatukan rakyatnya adalah Sulhul Kull atau toleransi universal, yang
memandang sama semua derajat. Akbar menciptakan Din Ilahi, yang menjadikan
semua agama menjadi satu demi stabilitas antara Hindu dan Islam. Akbar
mengawini putri pemuka Hindu dan melarang memakan daging sapi. Penguasa keempat
adalah Jahangir (1605-1628 M), putra Akbar. Jahangir adalah penganut Ahlusunah
wal jamaah, sehingga apa yang ayahnya ciptakan menjadi hilang pengaruhnya. Dari
itu muncul berbagai pemberontakan, terutama oleh putranya sendiri, Kurram.
Kurram berhasil menangkap ayahnya, tapi berkat permaisuri kerajaan, permusuhan
antara ayah dan anak ini bisa dipadamkan.
Setelah Jahangir meninggal, Kurram naik tahta setelah mengalahkan saudaranya,
Asaf Khan. Kurram bergelar Shah Jahan (1627-1658 M) . Masa ini banyak terjadi
pemberontakan, terutama dari kalangan keluarga kerajaan. Aurangzeb, panglima
dan juga putra ketiga Shah Jahan berhasil memadamkan pemberontakan dari
keturunan Lodi. Keberhasilan Aurangzeb membuat saudara tertuanya, Dara, merasa
iri dan menuduh ingin merebut tahta kerajaan. Namun ketangguhan Aurangzeb
berhasil mengalahkan saudaranya sekaligus menangkap ayahnya, Shah Jahan. Hal
ini pernah dilakukan sendiri oleh Shah Jahan terhadap kakek Aurangzeb,
Jahangir. Aurangzeb, (1658-1707 M) menggantikan ayahnya, Shah Jahan. Kebijakan
Aurangzeb sangat berbeda dengan yang dilakukan oleh para pendahulunya terutama
buyutnya, Akbar Khan. Ia melarang ber####, minuman keras, upacara sati, serta
membolehkan pengrusakan kuil-kuil Hindu. Kebijakan ini menimbulkan banyak
pemberontakan terutama dari kalangan Hindu. Namun karena kekuatan pasukan
Aurangzeb, semua pemberontakan dapat dipadamkan.
Kebesaran namanya sejajar dengan kebesaran nama buyutnya, Akbar Khan. Meski
pemberontakan bisa dipadamkan oleh Aurangzeb, namun setelah kematian Aurangzeb,
banyak propinsi yang memisahkan diri. Kerajaan ini mulai mengalami kemunduran,
meskipun tetap berkuasa selama 150 tahun berikutnya. Penguasa setelahnya antara
lain: Bahadur Syah (1707-1712 M), Jhandar Syah 1713, Azim Syah 1713, Faruk
Syiyar 1719, Muhammad Syah 1749, Ahmad Syah 1754, Alamgir 1759, Syah Alam 1806,
Akbar II dan raja terakhir Bahadur Syah II 1858.
Peradaban Kemaharajaan Mughal Di bidang politik, Sulhul Kull berhasil
menyatukan rakyat Islam, Hindu, dan penganut lainnya. Di bidang militer,
pasukan Mughal dikenal dengan pasukan yang kuat. Terdiri dari pasukan gajah,
berkuda, dan meriam. Wilayahnya dibagi menjadi distrik-distrik yang dikepalai
oleh Sipah Salar. Di bidang ekonomi, memajukan pertanian. Terdiri dari padi,
kacang, tebu, kapas, tembakau, dan rempah-rempah. Pemerintah membentuk sebuah
lembaga yang mengurusi hasil pertanian serta hubungan dengan para petani.
Industri tenun juga banyak diekspor ke Eropa, Asia Tenggara dll. Masa Jahangir,
investor diizinkan menanamkan investasinya, seperti mendirikan pabrik. Di
bidang seni, Jahangir merupakan salah satu pelukis terhebat. Kemaharajaan
Mughal juga terkenal dengan ukiran dan marmer yang timbul dengan kombinasi
warna-warni. Diantara bangunan yang terkenal: benteng merah, makam kerajaan,
masjid Delhi, dan yang paling popular adalah Taj Mahal di Aghra. Istana ini
merupakan salah satu keajaiban dunia yang dibangun oleh Syah Jahan untuk
mengenang permaisurinya, Noor Mumtaz Mahal yang cantik jelita.
Di bidang sastra, banyak sastra dari bahasa Persia diubah ke bahasa India. Bahasa
Urdu yang berkembang di masa Akbar, menjadi bahasa yang banyak dipakai oleh
rakyat India dan Pakistan sampai sekarang. Di bidang ilmu pengetahuan, Syah
Jahan mendirikan perguruan tinggi di Delhi. Aurangzeb mendirikan pusat
pendidikan di Lucknow. Tiap masjid mempunyai lembaga tingkat dasar yang
dipimpin oleh seorang guru. Sejak berdiri banyak ilmuan yang belajar di India.
Pelajaran dari Kemaharajaan Mughal Salah satu Ketidakharmonisan hubungan
kekeluargaan, antara ayah dan anak, adik dan kakak menjadi salah satu faktor
lemahnya kemaharajaan Mughal dari dalam, hal ini telah terjadi pada beberapa
Dinasti Islam sebelumnya. Dalam penggalan sejarah Dinasti Mughal, tampil dua
penguasa paling berpengaruh: Akbar Khan dan Aurangzeb. Meskipun keduanya
memerintah dalam dekade yang berbeda, tetapi kebijakan Akbar Khan dan
Aurangzeb, khususnya berkaitan dengan pengembangan Islam di India, memiliki
hubungan yang tidak dapat dipisahkan. Akbar mengembangkan pola Islam sinkretis.
Sebaliknya, Aurangzeb mengembangkan pola Islam puritan.
Dalam perspektif politik, langkah Akbar ini dianggap sah, bahkan cerdas. Sebab,
substansi politik adalah tercapainya tujuan, meskipun pada saat bersamaan
terdapat aspek-aspek tertentu yang terabaikan. Orang boleh melakukan apa saja
dalam konteks politik. Akbar telah memposisikan Islam tidak lebih dari sekedar
simbol formal tanpa makna. Karena itu, dia dengan mudah meleburkan dan
mencampuradukkan Islam dengan berbagai kepercayaan lain. Dalam situasi ini,
Islam kehilangan identitasnya. Ketinggian dan keluhuran ajaran Islam juga
tereduksi sedemikian rupa. Hal ini menyebabkan ketegangan dengan para penganut
Ahlusunah wal jamaah.
Lain dengan Akbar Khan, lain pula dengan Aurangzeb. Wajah Islam di India pada
masa Aurangzeb tampak lebih dominan. Dia berusaha mengangkat kembali citra
Islam yang tampak “redup” beberapa dasawarsa sebelumnya. Ia giat mengembalikan
kemurnian Islam. Usaha ini patut dihargai. Sebab, dari sini terlihat kecintaan
seorang Aurangzeb terhadap Islam. Namun, perlu diingat, Islam adalah agama yang
mensponsori perdamaian, tanpa paksaan, dan tidak mentolelir berbagai tindak
kekerasan terhadap pemeluk agama lain. Memurnikan ajaran Islam dengan merusak
tempat ibadah agama lain, bukanlah pesan Islam.
Kebijakan Aurangzeb untuk menghancurkan kuil-kuil Hindu, meletakkan arca di
jalan-jalan agar selalu diinjak tampaknya menjadi sebuah kekeliruan. Hal ini
menyebabkan terjadinya pemberontakan hebat dari kalangan Hindu. Pada 1739 M.
Mughal dikalahkan oleh pasukan dari Persia dipimpin oleh Nadir Shah. Pada 1756
M. pasukan Ahmad Shah merampok Delhi lagi. Kerajaan Britania yang masuk ke
India pada 1600 M. dan mulai melakukan penaklukkan terhadap kerajaan Mughal
pada 1757 M. serta membubarkannya tahun 1858 M. setelah mengalahkan pesaingnya,
Perancis.
Sumber:
http://elsety.blogspot.com/2010/05/s...-di-india.html
Nasution, Harun, Islam Ditinjau dari Berbagai Aspeknya, jilid Ibid., Jakarta
:UI Press, 1985)
Yatim, Badri, Sejarah Peradaban Islam, Jakarta,Rajagrafindo Persada.
[notranslate]Wikipedia[/notranslate]